Selasa, 15 Januari 2013

:: GelakTawa ::

DINAMIKA POLITIK DIKOTA DEPOK DALAM RANGKA PILGUB JABAR 2013

Dinamika politik yg sedang berkembang dalam rangka Pilgub jabar 2013 saat ini diKota Depok, masih dalam tahapan yg wajar, suhunya belum sampai memanas, “mungkin karena masih musim hujan kali yahh masBro” ujar kaum marhaen sambil masang poster RDP. Aksi sebagian dari Timses atau fanatisme perorangan terhadap cagub & cawagubnya masing-masing sudah mulai terlihat mempengaruhi warga Depok untuk menentukan pilihannya, dibuktikan dengan saling menunjukan bahwa calonnyalah yg paling terbaik dan terpercaya untuk memimpin Jabar 2013-2018, bahkan ada juga yg mengatakan sudah terbukti dan teruji istilah timsesnya AHER (walaupun kebenarannya masih belom diakui dan masih diragukan oleh sebagian besar warga Depok), tapi namanya juga promosi benar salah bikin aja yg penting calon gw musti menang kata para timses tanpa ada rasa berdosa, dapat dilihat dengan semaraknya spanduk, poster bahkan baleho yg memenuhi ruang publik dikota Depok bahkan sampai di dunia maya sekalipun (DUMAY), walaupun ada beberapa dari timses atau perorangan yg saling menyudutkan terhadap calon yg satu dengan calon yg lainnya, toh masih dibilang biasa alias wajar2 saja. Menariknya disisi lain sebagian besar warga depok masih terlihat adem ayem saja alias masa bodoh menyikapinya, toh dibenak mereka mengatakan bahwa, semua calonnya Cuma bisa pamer kata-kata manis aja (omdo), janji dimulut doang, ntar mah kalau udah jadi ya lupa lagi dah, pada sibuk bagi2 proyek (bagi-bagi kue) kita mah rakyat biasa Cuma dibutuhin suaranya aja kalau Pilkada dengan alasan demi kemajuan daerah kita bersama harus nyoblos jangan golput, ahh itu mah teori dah bosen lagu lama kaset kusut” ujar parta warga Depok dengan nada minor mengakhiri sambil garuk-garuk kepala tapi ngga bilang WoW.

Terus bagaimanakah dengan para aktifis dikota Depok yg tergabung di ORMAS, OKP, LSM, dll, apa peran serta mereka dalam rangka Pilkada Jabar ini, “ya sebagian seh udah ada yg 86 tuh jadi timses, ada juga yg masih menunggu tawaran bergabung, yg pasti mereka akan menunjukan kemampuannya masing2 dipilgub jabar 2013 kali ini, itu semua tergantung order atau kontrak politiknya, istilahnya 86 gitu dehh Paham dahh” ujar Hendra Tagana dengan nada memelas karena belom dapet order jadi Timses, “yg penting jangan kumpul semua disatu calon Broo..!, ga seru.! ngecaknya susah, harus menyebar,, kan calonnya ada 5 pasang tuh,, ingat jangan saling mendahului kaya Bis Kota.. rejeki mah udah ada yg ngatur  jangan usil Paham dah..” Ujar Hersong menimpali dengan nada tegas sambil goyang2 kepala ngedengerin lagu Sik Asik dari Ayu Ting Ting. Fenomena yg sedang terjadi saat ini dalam rangka Pilkada Jabar 2013, semua kembali pada diri kita masing2 sebagai warga Depok. (ABH_2013)

:: GelakTawa ::

PENGUNDIAN NOMOR PARTAI PESERTA PEMILU 2014 SUDAH FINAL

Para petinggi partai yang kebetulan partainya lolos verifikasi oleh KPU, bergembira dan bersyukur karena tahun 2014 nanti partainya bisa ikut berkompetisi memperebutkan kursi dewan dari tingkat kabupaten/kota sampai ketingkat nasional, apalagi yang kebetulan kader maupun pengurus partai sebelumnya masih berkeinginan sekali jadi anggota dewan untuk periode berikutnya, semakin menjadi-jadi ngucapin rasa syukurnya. Namun disisi lain ada juga yang kecewa sambil mencaci maki KPU dengan sumpah serapah serta hujatan, bahkan sampai ada yang memeja hijaukannya, dikarenakan partai yang sudah setengah mati dibentuknya ngga lolos verifikasi oleh KPU, para staf KPU menyikapinya dengan senyum simpul penuh makna, “yah silahkan saja menuntut kami, toh semuanya sudah sesuai dengan aturan main ko, aahhh EGP..”ujar salah satu staf KPU membela diri. Uporia semacam ini menjadi perbincangan setengah hangat dan setengah dingin bagi kaum apa adanya yg sedang ngerumpi diwarung kopi ANTI UTANG seputar wilayah Depok.  
“kenapa begitu yah, ko ga lolos verifikasi, jangan-jangan ngebentuk partainya cuma sampe di tingkat provinsi aja kali yah, jadi kaga lolos dah..” ucap Parta dengan nada bingung sambil menenggak secangkir kopi yang hampir habis,
“mungkin waktu diverifikasi, orang KPU nya ngga dikasi ampow kali bang, atau nego tingkat tingginya yang kurang afdol..”ujar Hendra menimpali dengan nada semaunya.
“Huss..! jangan sembarang ngomong ente, ntar malah jadi fitnah. Pastinya kaga begitu..”tegur Parta dengan penuh ketagasan.
“la kaga begitu bang, ngebentuknya mah udah nyampe tingkat kabupaten kota, cuma waktu diverifikasi sama KPU data pengurusnya ada yang kaga lengkap, terus sama beberapa wilayah kabupaten kota katanya masih ada yang belom dibentuk, begitu sih infonya..”ucap Mella mencoba meluruskan dan membenarkan, walaupun sebenarnya dia juga belum merasa yakin apa yang diucapkannya, yang penting pede aja menurut dia.
“sory aja bang, namanya juga becanda, paham dah..”ujar hendra kembali meluruskan ucapannya.
“udahlah.. ngobrolin apaan sih, sok ngerti aja, masih baguslah cuma 10 partai yang dilolosin sama KPU dari pada banyak malah bikin rempong dan ngabisin uang rakyat pula, itu juga 10 masih kebanyakan..”sambut Anita dengan nada geram tapi santai sambil memainkan BB dengan jemarinya.

Apapun yang terjadi ya terjadilah, 10 Partai peserta pemilu 2014 melalui proses verifikasi sudah resmi ditetapkan oleh KPU, apakah partai-partai yang sudah ditetapkan itu masih layak atau tidak mengemban amanah rakyat dan menjadi sarana aspirasi kita untuk mencapai sebuah asa (harapan), agar dikemudian hari akan ada sebuah perubahan yang hakiki, yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dan kesejahteraan hidup bagi rakyatnya. Walaupun fakta yang ada saat ini, masyarakat sudah mulai jenuh dan hampir tidak percaya lagi dengan keberadaan partai-partai karena ulah para kadernya yang suka melanggar hukum dan sering membodohi serta membohongi rakyat. Hari ini dan esok berharap kita semua masih punya rasa optimis, masih banyak putra-putri Indonesia yang sekarang tergabung dipartai-partai, layak untuk dipilih, untuk itu sekarang jangan lihat partainya, karena semua partai bertujuan sama yaitu ingin berbuat baik untuk masyarakat, tapi lihat dan kenali person by personnya disaat pencalegkan, layak tidak untuk menjadi wakil rakyat dan menjadi wakil partainya, selanjutnya semua itu ya terserah masyarakat yang menilainya dan memilihnya. (ABH_01/2013)